SEJARAH SSG SINGARAJA

SSG Singaraja pada awalnya merupakan kumpulan orang yang senang dengan kegiatan spiritual. Dipelopori oleh beberapa orang yang diantaranya sebagian besar adalah guru SMEAN Singaraja (kini SMK N 1 Singaraja) antara lain : Pak Juniada, Pak Sukalama, Pak
Nengah Sariada, Pak Sumarna, Pak Ngurah Ardana, Pak Redana, Pak Sumantra, Pak Samiada serta beberapa orang yang diluar SMEAN seperti : Pak Putu Toni dan Pak Nengah Arsa.
Kegiatan bhajan dilaksanakan dibawah bimbingan bhakta senior dari Denpasar, antara lain adalah Bapak Ida Bagus Made Lawa, Bapak Prof Wayan Jendra (Almarhum), Bapak Ketut Laksana, Bapak Cokorda Pemayun (Almarhum), Bapak Ketut Wiana. Bhajan
pertama dilaksanakan di rumah Bapak Sugupta (Almarhum) di lingkungan Liligundi Kecamatan Buleleng pada tahun 1991.
Setelah dipandang jumlah peserta memadai, maka SSG Singaraja diresmikan oleh Korwil VII, Bapak Prof Wayan Jendra diaula SMEAN Singaraja dan dihadiri oleh Bapak Camat Buleleng saat itu, Bapak I Gusti Bagus Wirasena pada tanggal 19 Januari 1992.
Selanjutnya setelah resmi berdiri maka kegiatan bhajan rutin dilakukan setiap hari kamis dirumah Bapak Nengah Sariada dibelakang studio Radio Labarong dulu. Dan setiap hari
sabtu dilaksanakan di rumah Bapak Wayan Ramben (Almarhum) Jalan Tekukur Singaraja.
Setelah beberapa tahun berjalan, atas kerelaan seorang bhakta baru yaitu : Ibu Made Putu Martini (Almarhum), bersedia memberikan rumah beliau yang berada di Pulau Balitung untuk digunakan sebagai senter. Setelah 2 tahun berjalan, kemudian beliau memberikan
tanahnya seluas kurang lebih 6 are yang berada di pulau Nias, Kelurahan Kampung Baru untuk dapat dijadikan senter yang dipakai dari tahun 1994-2007.
Semakin lama jumlah Sai Bhakta semakin banyak, maka tuntutan senter yang lebih representative sangan mendesak untuk diwujudkan. Maka untuk memenuhi kebutuhan itu, dibentuklah Yayasan Sathya Sai Vidya Prashanti Singaraja yang bertugas mengurusi harta benda yang berkaitan dengan kegiatan SSG Singaraja termasuk pengadaan tanah dan pendirian senter. Yayasan dimaksud telah berdiri tahun 2002 yang diketuai oleh Bapak Drs. Made Sudarma M.Si dan telah mampu membeli tanah didaerah Panji, Dusun Bangah seluas 10,5 are. Dengan semangat kebersamaan dan dengan rasa ngayah / seva yang tinggi, dan digagas oleh Bapak Ir. Jro Nyoman Rai Yusha, MM dan pasangan bhakta suami istri Bapak Wiryawan dan Ibu Luh Juliati, maka sejak tahun 2006 dimulailah pembangunan senter berlantai 2 di Dusun Bangah Desa Panji. Pada tahun 2008 bhajan pertama dilaksanakan di lantai dasar. Sementara itu pembangunan untuk menyelesaikan lantai 2 terus berlanjut hingga ditahun 2010 tepatnya tanggal 14 Februari 2010 dilakukan peresmian senter SSG Singaraja yang ditandai penandatanganan prasasti oleh bapak Ir. Jro Nyoman Rai Yusha MM. Pembangunan senter sebenarnya juga telah termasuk lokasi biro usaha senter, Balai Pengobatan/Sai Klinik dan ruang kelas untuk rencana Pengadaan TK Sai.
Sebagai sebuah catatan penting bagi kita bahwa setiap kegiatan yang dianggap penting oleh organisasi adalah selalu dihadiri para pejabat dan para tokoh masyarakat (PHDI, Camat, Kepala Desa, Kepala Lingkungan setempat) turut menyaksikan dan memberikan doa
restu terkait dengan momen momen penting seperti perayaan kelahiran (HUT) Sad Guru Bhagavan Sri Sathya Sai Baba dan kegiatan pelayanan sosial masyarakat seperti gerakan penghijauan yang bekerja sama dengan dinas terkait dan TNI. Sampai saat ini SSG Singaraja telah melaksanakan pelayanan kesehatan gratis kepada masyarakat umum setiap sebulansekali yang dilaksanakan sejak tahun 2011 dilokasi lantai dasar senter, disamping itu juga
rutin dilaksanakan setiap 6 (enam) bulan dengan mendatangi desa desa diwilayah kabupaten Buleleng. Kegitan social lainnya adalah donor darah rutin setiap 3 (tiga) bulan serta mengadopsi / anak anak sekolah yang kurang mampu. Sedangkan kegiatan pendidikan meliputi PNK dan Balvikas.
Secara keseluruhan keberadaan center telah diberdayakan semaksimal mungkin untuk ketiga bidang organisasi yang meliputi bidang Spiritual, Pendidikan, dan Pelayanan.
Untuk kegiatan bhajan seperti biasa dilaksanakan 2x seminggu yaitu pada hari kamis dan sabtu mulai pukul pukul 19.00 s.d. 21.00 WITA. Dan kini atas masukan bhakta, kemudian rapat pengurus dan peasehat tanggal 7 januari 2017 disepakati bahwa bhajan hari sabtu
dipindah ke hari senin pada jam yang sama berlaku mulai tanggal senin, 23 Januari 2017.
Mulai tahun penjararan tahun 2017/2018, SSG Singaraja berhasil mewujudkan berdirinya PAUD (TK dan kelompok bermain) dengan izin operasional (SK Dinas Pendidikan Kabupaten Buleleng)

Adapun ketua SSG dari sejak berdiri hingga sekarang adalah sebagai berikut :

1. Drs. Gede Juniada (1992 – 1995)
2. Drs. Wayan Ramben (1995 – 1999)
3. Hadi S. Suyanto (1999 – 2003)
4. Ketut Kanta B.A. (2003 – 2007)
5. Drs. Nengah Suteja, M.Pd (2007 – 2011)
6. Ir. Luh Juliati (2011 – 2015)
7. Nyoman Narman, S.Pd (2015 – 2019)
8. Ir. I Ketut Wiryawan (2020-sekarang)

Menilik sejarah perjalanan SSG Singaraja sejak berdirinya dari tahun 1992 sampai saat ini secara umum hambatan internal tidak ada masalah prinsip, namun secara eksternal sejak awal berdirinya sempat diterpa badai kecurigaan oleh pihak Pemerintah termasuk
PHDI Kabupaten yang mengira SSG dipandang sebagai kelompok aliran sesat sehingga para pengurus sering berurusan dengan pihak kepolisian dan kejaksaan. Namun dengan keyakinan dan bhakti yang tulus serta restu Bhagavan Sri Satya Sai Baba semua badai itu
berlalu seperti awan yang tertiup angin.

Untuk memberikan peluang tumbuhnya kratifitas bagi kalangan anak – anak dan
remaja, maka sejak tahun 1997 peryaan ulang tahun yang semestinya jatuh pada tanggal 19 Januari dipindahkan perayaannya pada liburan kenaikan kelas anak – anak sekolah yaitu
sekitar bulan Juni dan Juli. Beranjak dari Sai Bhakta saat setiap puncak kelahiran Sad Guru, maka kami dapat perkirakan ada kurang lebih Sai Bhakta beserta simpatisan Sai di SSG Singaraja sekitar 800 orang.dan sejak hari ini perayaan hari jadi Center Singaraja dikembalikan ke tanggal peresmiannya yaitu 19 Januari. Mudah – mudahan semangat ini dapat memberi spirit dan inspirasi kepada kita semua serta dapat mengimplementasikan ajaran Svami dalam kehidupan pribadi, keluarga, dan masyarakat dan kita semua bisa dijadikan instrumen Baba. Kasih semakin berkembang dalam hati kita masing – masing, nilai – nilai ilahi / keketuhanan tumbuh dalam diri kita serta kita mampu melihat nilai ketuhanan itu pada semua ciptaanya. Astungkara!!!! Jay Sairammm.

SSG Singaraja, 19 Januari 2020